Sabtu, 20 Maret 2010

Cerpen Teman Tapi Sahabat Bagian1

Pada suatu hari yang sejuk, di sebuah sekolah dengan pepohonan yang rindang, aku sedang merasa kesepian di dalam kelasku yang ramai. Aku hendak pergi ke kantin pada jam istirahat pertama ini. Di perjalanan menuju kantin, aku disapa oleh Ahmad, seorang ketua DKM di sekolahku.

“Alfan! Assalamualaikum!” sapanya.

“Waalaikumsalam” jawabku sambil bersalaman dengannya.

“Mau ikut jadi panitia seminar gak?”

“Gak ah, ikutan DKM aja masih baru, lagian aku gak punya pengalaman apa-apa”

“Biarin atuh, belajar, biar punya pengalaman”

“Gak deh, males sih sebenernyamah...”

“Ooh, ya udah, gak maksa kok, hayu ah, solat duha!”

“Iyah, sok, saya mau ke kantin”

“Assalamualaikum” katanya sambil bergegas menuju mesjid.

“Waalaikumsalam”

Ya, inilah aku. Alfan. Seorang siswa pemalas, pendiam, tidak aktif berorganisasi, dan tak pandai bergaul dengan orang tak dikenal. Di kelas XI yang baru berjalan 3 hari ini aku mencoba mengikuti DKM di sekolahku karena Aku merasa ingin mendalami agamaku. Aku memiliki sahabat yang sudah menjadi anggota DKM sejak kelas X, namanya Januar. Tentunya ia akan memudahkanku berbaur dengan anak-anak DKM.

Sesampainya di kantin, aku bertemu salah satu sahabat-sahabatku kelas X. Namun setelah ngobrol sedikit, akupun ditinggal karena mereka sibuk dengan teman-teman barunya. Setelah jajan, aku berjalan kembali ke kelas, melewati kelas-kelas lain. Di depan sebuah kelas ada suara perempuan memanggilku.

“Alfan!”

Aku menoleh dan ternyata dia adalah Permata, salah seorang sahabatku waktu kelas X.

“Hey Ta..”

“Meni sombong ikh!!”

“Hah?? Sombong??” aku heran.

"iya,, kita jadi jarang ngobrol lagi" katanya. tapi kata2 ini terdengar samar2 karena ada sesuatu yg luar biasa disampingnya, seorang bidadari kecil yang imut dan membuatku terpana.. Ya Allah.. Manisnya gadis ini.. jantungku berdebar keras saat matanya dan mataku bertemu.. mungkin hanya satu detik, tapi waktu terasa berjalan lambat.. akupun tersadar, entah kenapa dengan reflek mataku langsung berpaling untuk tdk melihatnya dan brkata "Hah?"

"yee kamu mah.."kata Permata.

"Atuhda.. sekarang kan beda kelas" kataku yg berusaha bersikap biasa,"ya udah atuh, udah mau masuk nih, aku ke kelas dulu.."kataku menambahkan.

"ya udah, dah.."

***

Aku duduk sebangku dengan Satria. Dia juga baru ikut DKM. Obrolan kami asik dan nyambung.

“Alfan udah punya pacar?”

“Enggak, pacaran kan gak boleh..”

“oooh.. Kalo menurutku sih boleh, asal jangan melampaui batas aja..”

“hmmmm kamu udah punya pacar, Sat?”

“belum juga, hahaha... eh Fan, kalo TTM punya?

“Eh?? TTM? Teman tapi mesra?” aku tiba-tiba ingat Permata. “Enggak, paling cuma sahabat..” kataku menambahkan.

“Jadi TTS dong? Teman tapi sahabat. Hehe”

“itu sih teka teki silang, Sat! Haha, ada-ada ajah.. Emang kenapa sih sat? Punya TTM yang mau kamu pacarin ya?? Cieee...”

“Haha.. Enggak-enggak.. siapa tau kamu yang anti pacaran punya TTM, kan sama aja bohong, hehe..”

“hehehe, iya yah, kan mesra nya itu yang gak boleh..”

“Fan... Saya kayaknya gak bisa jadi orang yang anti pacaran kayak kamu..”

“Gak tau aku juga apa aku anti pacaran atau enggak... haha”

“Haha.. Tau gak fan... kecenganku ternyata sekelas dengan kita! Sssssttt”

***

Yah, begitulah sedikit percakapanku dengan Satria. Mungkin dia akan menjadi teman akrabku.

***

Acara seminar pun dimulai. Aku melihat bidadari itu mengenakan pakaian panitia dkm. Kali ini dia tidak memakai kacamatanya, namun ia tetap benderang di mataku.

Seminar tentang pergaulan ini pun dimulai. Satu kalimat lucu yang kuingat dari kata-kata pembicara adalah...

“... Jadi bisa gak mutusin pacar adik-adik? Wah,, akhwat-akwatnya masih pada ragu nih kelihatannya, tapi ikhwan yg di sana kelihatannya yakin-yakin aja tuh, wah, saya tau, gak punya pacar yaa... ketahuan gag lakunya nih, hehe...”

Oh, itu gue banget. Saya hanya bisa ikut tertawa.


***

Aku hanya melihat dia, tanpa ingin mengeceng, kenal, ingin tahu lebih dalam, bahkan namanya saja tidak tahu. Mungkin ini terjadi karena pelajaran agama yang kudapat selama ini dan aku memang agak pengecut dan rendah diri, dan kebetulan aku yg pas-pasan ini memang tidak laku, menurutku. Namun kadang aku iri dengan teman-teman sekolahku yang menuliskan kisah cinta di hidupnya. Aku malah membantu sahabat-sahabatku untuk melancarkan cinta mereka, dan menjadi teman curhat mereka tanpa menunjukkan rasa iri-ku.

***

Sekitar awal kelas XII, aku mulai keasikan dengan yang namanya Yahoo! Messanger. Aku merasa lebih bebas untuk mengucapkan sesuatu lewat Yahoo Messanger ini. Bahkan aku lebih sering mengobrol dengan perempuan, padahal hal ini jarang kulakukan di dunia nyata. Chating pun menjadi hobi ku. Aku mendapatkan banyak teman lewat chating ini. Dan akupun cukup sering menjadi tempat curhat lewat YM ini.

***

Satria memang menjadi salah satu teman baikku. Akupun turut membantunya menjadi teman curhatnya

Sementara itu, aku dan Januar masih berteman baik walaupun beda kelas, karena rumah kami tidak jauh dan cukup sering pulang bareng. Kalau soal cinta, dia agak tertutup. Januar, anak dkm yang alim ini, menginginkan istrinya adalah cinta pertamanya. Wah, akupun ingin demikian...

***

Tanpa terasa, DUA TAHUN pun berlalu sejak aku melihat gadis manis itu. Pada kenaikan kelas dari kelas XI ke kelas XII memang tidak dilakukkan shufle atau pengocokan kelas. Aku masih tidak tertarik untuk mengeceng, mencari cinta, mengejar wanita, dan berpacaran, namun pernah kejadian saya menabrak sesuatu ketika sedang berjalan gara-gara pandangan saya tertarik oleh magnet ajaib yang “dia” miliki, untung ia tidak melihatku. Aku masih tidak tahu nama gadis itu. Kenapa tidak aku cari tahu? Mungkin karena aku yang pengecut ini tidak berani jatuh cinta.

Pada suatu hari, kelas tiga akhir, aku memasang status di YM ku seperti ini: “DUA TAHUN aku melihat manisnya gadis itu, namun hingga sekarang aku tidak mengenalnya..”. Tentu teman-temanku yang suka YM-an jadi penasaran. Namun aku tidak mau memberi tahu siapa-siapa sampai suatu hari Permata chat denganku. Dia memaksaku memberi tahunya. Akhirnya aku memberi tahunya karena dia berjanji tidak akan memberi tahu siapapun. Setelah aku beri tahu bahwa ‘dia’ adalah teman dekat Permata dan aku beri tahu ciri-cirinya, Permatapun memberi tahu tentang dia. Akupun baru tahu bahwa namanya Rahma. Aku dan permata melanjutkan chating tentang ini. Akupun memberi tahunya bahwa aku belum ingin mengenalnya karena takut jatuh cinta. Tiba-tiba Permata memberi tahuku sebuah rahasia. Ternyata dulu permata suka padaku. Namun setelah berbeda kelas aku semakin jauh, begitu katanya. Permata pun akhirnya menemukan laki-laki lain yang sekarang sudah menjadi kekasihnya, Ray.

***

Pada suatu hari libur, aku bermain ke rumah Januar. Tanpa sengaja aku melihat kontak YM yang Januar miliki. Aku melihat sekilas tulisan Rahma. Walau setelah kulihat ternyata bukan tulisan “rahma”, tapi aku menanyakannya pada Januar id siapa ini. Diapun bilang “ini Rahma, kelas Ipa 6”. Wah, beruntungnya aku.. akhirnya aku dapat id YM-nya..

Ternyata Rahma suka YM-an juga. Akupun mencoba menyapanya lewat YM. Seperti yang biasa ku lakukan, berkenalan dan ngobrol lewat YM memang gampang. Akupun tau namanya Akupun sering mengajaknya mengobrol. Akupun makin tahu sifat-sifatnya. Dia tak sesoleh yang kukira.

***

Aku dan teman-teman baikku juga sering chat. Suatu hari Aku mengobrol dengan Januar. Aku menyinggung tentang kecengan. Setelah kupancing, akhirnya Januar mau memberi tahuku kecengannya. Namanya Tina. Aku dapat ID YM-nya Tina dari Januar. Dari Rahma, Aku dapat kabar bahwa ternyata Tina menyukai Januar. Akupun menjadi teman Tina di dunia YM. Suatu hari Tina bilang padaku bahwa dia ingin nyatakan suka pada Januar lewat YM. Aku dan Rahmapun berperan diantara mereka. Akhirnya mereka sudah saling menyatakan. Waahhh, senangnya jadi mereka. Tapi Januar tidak ingin nembak Tina karena teguh pada pendiriannya bahwa dia hanya ingin berpacaran satu kali. Dia bilang padaku bahwa dia akan melamarnya setelah bekerja. Waaaah, aku juga ingin seperti Januar.... Oh ya, Bagaimana dengan Satria? Dia gagal mendapatkan cintanya dan akupun jadi tempat curhatnya..

***

Walaupun aku dan Rahma sering chat, kami belum pernah saling menyapa di dunia nyata. Waktu terus berlalu. Sebentar lagi acara perpisahan yang disebut “Prom Nite”. Aku fikir ini satu-satunya kesempatan pertama dan terakhir aku bertemu dengannya dan saling menyapa. Saat kami chating, Rahma berkata bahwa ia menyukai boneka Sapi, aku pun bercanda untuk memberinya boneka sapi. Memang percakapan ini hanya bercanda, tapi aku berniat memberinya di dunia nyata, kan bisa jadi alasan untuk bisa menemuinya, hehe..

Suatu hari ada yang membuatku bingung. Tina curhat kepadaku tentang seorang laki-laki yang sangat perhatian kepadanya, dan laki-laki itu bukan Januar. Ia bilang laki-laki itu ingin mengajaknya menjadi pasangan dalam prom nite. Karena penasaran, aku pun memaksanya untuk memberi tahukan siapa laki-laki itu. Sungguh mengagetkan, ternyata laki-laki itu adalah.. Satria..

***

Memang sulit dipercaya, Satria dan Tina semakin dekat. Memang aku dan Satria sudah mengobrolkan tentang ini setelah aku tahu dari Tina. Tina pun bingung antara Satria dan Januar, karena ia menyukai Satria juga. Tentu akupun menjadi tempat curhat mereka bertiga, Satria yang jatuh cinta pada Tina tetapi merasa tidak enak pada Januar, Tina yang bingung, dan Januar yang memendam sakit yang ia tutup-tutupi di hadapan Satria dan Tina. Akhirnya Tina memutuskan untuk memilih Satria, orang yang lebih dulu mengajaknya menjadi pasangannya di prom nite, juga orang yang lebih aktif mendekati Tina. Entah aku harus sedih atau senang, begitu juga mereka. Bagai mana dengan Januar? Aku hanya tak bisa membayangkan betapa sakit hatinya, walau ia menutupinya dengan sikapnya, Sungguh Januar orang yang baik

***

Tibalah saat prom nite. Aku berangkat bersama Januar, berkumpul dahulu di mesjid sekolah untuk melaksanakan Shalat Isya. Boneka sapi pun sudah aku siapkan. Tibalah kami di tempat acara prom nite berlangsung. Teman-teman seangkatan banyak yang berpasang-pasangan, banyak juga yang tidak. Mereka berpenampilan spesial. Tidak sedikit perempuan mengenakan pakaian yang agak terbuka. Aku pun ragu apakah acara prom nite ini positif, tapi, sudahlah..

Acara pun dimulai. Kami bertemu dengan pasangan Satria dan Tina. Januar tampak senyum dan berusaha bersikap biasa, karena Januar dan Satria adalah teman. Tiba-tiba Rahma terlihat sedang berjalan di kejauhan. Deg.. aku tak yakin aku siap bertemu dengannya untuk yang pertama kali, namun tiba-tiba Tina memanggilnya sehingga Rahma datang mendekat, deg deg..

Tina, Rahma, dan teman-teman perempuan yang lain bersalaman dan cipika-cipiki. Tanpa sadar jarak aku dan Rahma sudah dekat, tapi Rahma nampak seperti malu untuk menatapku. Ia agak menunduk. Aku tak berkata apa-apa, tiba-tiba Tina berkata “Alfan! Tuh Rahma!..”

“Eh...” aku bingung, namun keadaan memaksaku untuk menyapanya.

“Ee.. Hai...” kata ku.

“Hai” dia menjawab sapaanku dan akhirnya dia menatapku. Oh sungguh pemandangan yang luar biasa..

“Oh iya, ini sapi tea, kamu waktu itu minta kan?”

“Hah? Beneran? Waah, makasih yah..”

Aku pun memberikan boneka sapi pada nya, “iya, sama-sama”

... kami pun tak saling bicara, seperti kebingungan ...

Tiba-tiba temannya Rahma yang membawa kamera berkata “Foto bareng yah, aku fotoin.. mau gak?”

“Wah mau dong.. kalau boleh..” kataku

Rahma tidak berkata apa-apa tapi dia langsung bersiap di sebelahku untuk foto bersama.

Cklek.. senangnya hatiku. “Makasih yah, Entar boleh gak minta kirimin lewat e-mail ?” kataku. “Oke, sip!” jawabnya. “Makasih..”

Rahma nampak malu-malu, ia tidak banyak bicara, keadaanya benar-benar berbeda dengan di YM, bila di YM kami bisa ngobrol berjam-jam.

Tak lama kemudian Rahma dan temannya permisi pergi, ingin ke suatu tempat, meninggalkan aku, Satria, dan Tina. Setelah itu Satria bilang bahwa tadi aku gemetaran pas ngasih sapi, hahaha..

Prom nite selesai, aku rasa ini Happy Ending untukku, kisahku dengan Rahma berakhir dengan foto bareng sebagai kenang-kenangan. Ketika pulang aku mendapat sms ucapan terima kasih dari Rahma, oh senangya. Aku pun mendapat kabar bahwa Satria dan Tina jadian. Bagaimana dengan Januar? Aku kasihan padanya.

bersambung...

==Part 1 TAMAT==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar